Duku (Lansium domesticum Corr) merupakan
tanaman buah berupa pohon yang berasal dari Indonesia. Sekarang
populasi duku sudah tersebar secara luas di seluruh pelosok nusantara.
Selain itu ada yang menyebutkan duku berasal dari Asia Tenggara bagian
Barat, Semenanjung Thailand di sebelah Barat sampai Kalimantan di
sebelah Timur. Jenis ini masih dijumpai tumbuh liar/meliar kembali di
wilayah tersebut dan merupakan salah satu buah-buahan budidaya utama.
Jenis duku yang banyak ditanam di Indonesia adalah jenis duku unggul
seperti duku komering (Palembang), duku metesih dan duku condet.
Manfaat Buah Duku
Manfaat
utama tanaman duku sebagai makanan buah segar atau makanan olahan
lainnya. Bagian lain yang bermanfaat adalah kayunya yang berwarna coklat
muda keras dan tahan lama, digunakan untuk tiang rumah, gagang
perabotan dan sebagainya. Kulit buah dan bijinya dapat pula dimanfaatkan
sebagai obat anti diare dan obat menyembuhkan demam. Sedangkan kulit
kayunya yang rasanya sepet digunakan untuk mengobati disentri, sedangkan
tepung kulit kayu digunakan untuk menyembuhkan bekas gigitan
kalajengking.
Duku condet
Di Indonesia duku terutama ditanam di daerah Jawa (Surakarta), Sumatera (Komering, Sumatera Selatan) dan Jakarta (Condet).
Duku condet merupakan salah satu jenis
duku unggul yang berasal dari daerah sekitar Condet, DKI Jakarta. Buah
duku kebanggaan warga Jakarta ini berbentuk bulat agak lonjong. Salah
satu keistimewaannya adalah kulitnya tipis dengan warna kuning agak `
kecokelatan. Daging buahrlya berwarna putih jernih dan rasanya manis.
Persentase daging buahnya berkisar antara 52-64%. Ukuran bijinya relatif
kecil. Termasuk jenis duku langka sehingga keberadaannya dilindungi.
Sosok
tanaman duku berupa pohon yang tingginya dapat mencapai 40 m. Buahnya
terdapat dalam dompolan dompolan. Pada waktu muda buah duku berwarna
hijau dan bergetah. Setelah tua berubah menjadi kuning dan sedikit
getahnya. Bentuk buahnya bulat atau bulat telur dengan diameter antara
2-4 cm. Daging buahnya tebal, berwarna putih bening, rasanya manis, dan
tersusun dalam siungan-siungan. Bijinya kecil, berwarna hijau, rasanya
pahit, dan terdapat di dalam daging buah. Manfaat
Buah duku pada prakteknya selalu dimakan
dalam keadaan segar setelah dikupas dengan tangan, tetapi buahnya yang
tanpa biji dapat dibotolkan dalam sirop. Kayunya yang berwarna coklat
muda keras dan tahan lama, serta digunakan untuk tiang rumah, gagang
perabotan, dan sebagainya. Kulit buahnya yang dikeringkan di Filipina
dibakar untuk rnengusir nyamuk. Kulit buah itu juga dimanfaatkan sebagai
obat anti diare, berkat kandungan oleoresinnya. Bagian tanaman lainnya
yang digunakan sebagai obat adalah bijinya yang ditumbuk digunakan oleh
penduduk setempat di Malaysia untuk menyembuhkan demam, dan kulit
kayunya yang rasanya sepet digunakan untuk mengobati disentri dan
malaria; tepung kulit kayu juga digunakan sebagai tapal untuk
menyembuhkan bekas gigitan kalajengking.
Syarat Tumbuh
Duku dapat tumbuh dan berbuah baik di
dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. Duku dapat tumbuh dan
be'rbuah baik pada tipe tanah latosol, podsolik kuning, dan aluvial.
Curah hujan 1.500-2.500 mm per tahun. Tanah yang sesuai mempunyai pH
antara 6-7. Tanaman lebih senang ditanam di tempat yang terlindung. Oleh
karena itu, tanaman ini biasanya ditanam di pekarangan atau tegalan,
bersama dengan tanaman tahunan lainnya seperti durian, jengkol, atau
petai. Duku toleran terhadap kadar garam tinggi, asalkan tanahnya
mengandung banyak bahan organik. Duku juga toleran terhadap tanah masam
atau lahan bergambut. Tanaman ini toleran terhadap iklim kering, asalkan
kandar air tanahnya kurang dari 150 cm. Tanah yang terlalu sarang,
seperti pada tanah pasir, kurang baik untuk tanaman duku. Namun, tanah
berpasir yang mengandung banyak bahan organik dapat digunakan untuk
tanaman duku, asalkan diberi pengairan yang cukup.
Umur tanaman duku
Umur tanaman duku dapat mencapai 300
tahun atau lebih, tergantung dari sifat atau jenisnya, cara pemeliharaan
dan kondisi lingkungan tempat tumbuh. Produktivitas buahnya yang siap
panen juga sangat dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut. Buah duku
yang siap dipanen biasanya kulit buah berwarna kuning kehijau-hijauan
bersih dan bahkan telah menjadi kuning keputih-putihan serta buah agak
lunak. Tanda-tanda lainnya adalah getah pada kulit buahnya sudah tampak
berkurang atau tidak ada getah sama sekali pada kulit buah duku, jika
buah masih berwarna hijau berarti buah belum matang dan tidak siap
dipanen.
Tanaman duku yang diperbanyak dengan
biji, biasanya mulai berbunga sekaligus berbuah pada umur tanaman 12
tahun bahkan lebih. Sedangkan untuk tanaman duku yang pembibitannya
secara vegetatif seperti pencangkokkan atau sambungan dapat berbuah
lebih cepat yaitu pada umur 8 tahun.
Cara Panen
Buah duku biasanya dipanen dengan cara
dipanjat pohonnya dan dipotongi tandan–tandan buahnya yang matang dengan
pisau atau gunting pangkas. Hendaklah berhati-hati agar tidak melukai
bagian batang tempat menempelnya gagang tandan, sebab perbungaan
berikutnya juga akan muncul disitu juga. Kenyataannya, daripada memanjat
pohonnya lebih baik menggunakan tangga, sebab tindakan demikian akan
mengurangi kerusakan kuncup-kuncup bunga yang masih dominan.
Diperlukan 4 atau 5 kali pemanenan
sampai semua buah habis dipetik dari pohon. Hanya pemetikan buah yang
matang, yang ditaksir dari perubahan warna, yang akan sangat memperbaiki
kualitas buah. Umumnya buah yang berada dalam satu tandan akan matang
hampir bersamaan, tetapi jika proses pematangan tidak bersamaan, akan
sangat menyulitkan pemanenan. Buah duku harus dipanen dalam kondisi
kering, sebab buah yang basah akan berjamur jika dikemas.
sumbwr : http://e-smartschool.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=168&Itemid=81
Tidak ada komentar:
Posting Komentar