Markisa ( Passiflora sp) sebenarnya bukan tanaman asli hasil
budidaya di Indonesia, Markisa berasal dari daerah tropis dan subtropis
di Amerika, namun namanya dan produk hasil tanaman ini sudah cukup
lama di kenal di Indonesia, bahkan Internsional (Australia dan negara
negara di Timur Tengah selama ini mengimpor sirup Markisa produk Medan
Indonesia.
Saat ini hanya di Brastagi – Medan dan Sulawesi Selatan – Makassar,
dan sebagian kecil di Garut Jawa Barat tanaman Markisa ini sukses di
Budidayakan bahkan sudah berubah menjadi potensi ekonomi yang cukup
menjanjikan bagi petani yang mengebunkannya.
Rekan rekan tentu banyak yang tahu dan bahkan pernah minum sirup
Markisa baik yang disajikan dari buah yang segar atau yang sudah
dikemas dalam bentuk sirup botolan, rasanya asam manis segar ! dengan
aroma wangi Markisa yang khas.
Sirup Markisa yang segar beraroma khas Markisa, rasanya Asam manis,
lebih nikmat jika di tambah dengan batu es, warna minumannya kuning
jingga, jauh lebih enak dibandingkan dengan minuman air jeruk kecil /
jeruk nipis, minuman dari buah Markisa ini menyegarkan dan juga
berfungsi sebagai appetizer untuk meningkatkan napsu makan karena
rasanya yang rasa asam, sama seperti anggur yang di minum orang Bule
untuk sebelum makan untuk membangkitkan selera makan, rasnya juga asam,
bedanya minuman Markisa lebih segar dan minus alkohol tentunya, anggap
saja minuman penganti wine khas Indonesia.
Masih belum tahu rasa Sirup Markisa ? pergi saja ke supermarket
manapun di Kota anda dan akan mudah di temukan sirup Markisa, salah
satu produk sirup Markisa yang terkenal berlabel Sirup Markisa “Sarang
Tawon” lihat bagian bawah labelnya, pasti ada tertera produksi Brastagi
– Medan.
Ada dua jenis markisa yang di kenal sebagai tanaman yang memiliki
nilai komersil di Indonesia khususnya di Brastagi, Medan Sumatera Barat
dan juga Makassar Sulawesi Selatan, yaitu :
Markisa Ungu ( Passiflora edulis ) yang rasa buahnya asam dan digunakan sebagai bahan untuk industri sirup Markisa.
Markisa Kuning / Manis ( Passiflora edulis forma flavicarva ) yang
buahnya di jual dalam bentuk buah segar karena daging buahnya yang
manis dan enak dimakan langsung di kenal juga dengan sebutan konyal
keduanya tumbuh di dataran tinggi yang kondisinya jelas berbeda dengan
Pontianak – Kalimantan Barat
Umumnya tanaman Markisa di ketahui sulit untuk hidup di dataran
rendah dan panas seperti di Pontianak Kalimantan Barat ini, mendengar
Brastagi saja kita sudah tahu bagaimana kondisi alamnya, di mana kol,
Wortel dan Markisa tumbuh baik, pastilah di daerah pegunungan yang
udaranya sejuk dan tergolong dataran tinggi.
Nah belakangan ini saya sangat bersemangat karena menemukan keajaiban tentang Markisa, yaitu ternyata di Kota Pontianak Markisa Ungu ( Passiflora edulis ) bisa tumbuh dengan baik dan berbuah lebat, awalnya saya menemukan Markisa Ungu yang dapat tumbuh baik dan berbuah di halaman rumah seorang teman dekat yang sudah saya anggap sebagai Saudara saya, seorang pengacara cantik yang selalu menjadi teman diskusi dan banyak memberikan dorongan semangat untuk mencapai kemajuan karir politik saya, kemudian saya di hidangkan minuman yang terbuat dari buah markisa segar hasil panen dari halaman rumahnya, rasanya enak, lebih segar jika di bandingkan dengan sirup markisa produksi Medan yang di kemas di botol dan di jual di supermarket, setahu saya rasa sirup Markisa yang enak dan terbuat dari buah yang segar hanya bisa dinikmati di beberapa restoran di Jakarta dan harganya juga cukup mahal.
Nah belakangan ini saya sangat bersemangat karena menemukan keajaiban tentang Markisa, yaitu ternyata di Kota Pontianak Markisa Ungu ( Passiflora edulis ) bisa tumbuh dengan baik dan berbuah lebat, awalnya saya menemukan Markisa Ungu yang dapat tumbuh baik dan berbuah di halaman rumah seorang teman dekat yang sudah saya anggap sebagai Saudara saya, seorang pengacara cantik yang selalu menjadi teman diskusi dan banyak memberikan dorongan semangat untuk mencapai kemajuan karir politik saya, kemudian saya di hidangkan minuman yang terbuat dari buah markisa segar hasil panen dari halaman rumahnya, rasanya enak, lebih segar jika di bandingkan dengan sirup markisa produksi Medan yang di kemas di botol dan di jual di supermarket, setahu saya rasa sirup Markisa yang enak dan terbuat dari buah yang segar hanya bisa dinikmati di beberapa restoran di Jakarta dan harganya juga cukup mahal.
Saya kemudian minta satu buah Markisa yang matang di pohon untuk di
bawa pulang, untuk di tunjukan pada anggota keluarga supaya ada
pengetahuan tambahan bahwa ternyata Markisa yang sirupnya merupakan
kegemaran saya ternyata bisa tumbuh di Pontianak, setelah di pamerkan
dan diamati bersama seluruh anggota keluarga, kemudian biji Markisa ini
saya semaikan, alhasil tumbuh dengan baik dan saya memiliki hampir 40
batang Bibit Markisa. Beberapa tanaman Markisa saya tanam di halaman
samping rumah dan tumbuh dengan pesat dan kemudian berbuah dengan
lebatnya, sehingga anggaran untuk membeli sirup Markisa hasil industri
dari Medan sudah di tiadakan, sisa tanaman yang ada saya bagikan kepada
beberapa teman dekat yang tertarik, ada yang di bawa ke Ambawang,
Singkawang, sekitar Pontianak dan Sambas, semoga di tanam juga, tapi
belakangan saya tahu banyak yang terlantar dan mati begitu saja, hanya
yang di Ambawang yang saya tahu sudah mulai berbunga, mungkin mereka
kurang yakin bahwa Markisa bisa berbuah di Pontianak, sehingga tidak di
tanam dengan serius.
Markisa yang saya tanam ternyata menghasilkan dua jenis buah yang
berpenampilan berbeda, ada pohon yang menghasilkan buah dengan corak
warna kulit buah persis seperti Markisa dari Medan yang kita kenal
yaitu unggu kehijauan, ada yang berwarna kuning tua dengan bercak
bercak berwarna merah kecoklatan, umumnya buah terbesar berukuran telur
bebek, namun ada pohon yang menghasilkan buah yang berukuran jumbo,
beratnya mencapai 1 ons perbuahnya, warna kulit buahnya pun berubah dari
corak asli buah Markisa umumnya yang berwarna kuning tua dengan bintik
bintik merah hati menjadi hijau pupus kekuningan dan mulus tanpa
bintik bintik. Aroma dan rasanya tetap sama seperti buah aslinya, namun
isi perbuahnya lebih banyak, ini keajaiban kedua. Pertama bisa tumbuh
dan berbuah di Pontianak, kedua ternyata buahnya jauh lebih besar dan
berpenampilan berbeda dengan Markisa yang umumnya kita kenal.
Artinya Markisa bisa di budidayakan oleh petani di Kalimantan Barat
dan hasil buahnya kelak justru lebih baik mutunya, dengan penampilan
buahnya yang berukuran jumbo, warna kulit yang baru (hijau pupus
kekuningan) dan rasa khas Markisa yang tetap sama.
Dari buah Markisa ini tersimpan sebuah potensi ekonomi dan potensi kesehatan bagi masyarakat Kalimantan Barat.
Tanaman Markisa bisa tumbuh dan terus berbuah beberapa tahun dan
mulai berbuah pada saat berumur 10 bulan ke atas, berbuah sepanjang
tahun dengan usia produktif yang panjang, dari setiap ruas / buku di
sulurnya keluar bunga yang akan menjadi buah jika terjadi penyerbukan
yang sempurna dan keseburan tanaman menunjang, tidak ada hama penyakit
potensial yang menyerang tanaman Markisa, tidak perlu perawatan yang
berlebihan, panen bisa setiap hari, hasilnya berpotensi untuk di serap
oleh sektor industri makanan (pabrik sirup), struktur kulit buah
memungkinapan penyimpanan sampai 1 minggu tanpa kerusakan / perubahan
aroma dan rasa, kulit buah yang alot seperti plastik memungkinkan buah
ini menempuh perjalanan distribusi yang jauh.
Menurut pandangan saya, Markisa bisa menjadi tanaman budidaya
alternatif bagi petani dan secara ekonomis bisa memberikan pertambahan
penghasilan atau bahkan menjadi alternatif penghasilan bagi petani dan
kemudian jika di tanam secara massal maka akan menghidupkan sektor
industri (ex. Sirup) yang tentunya kemudian akan juga menyumbangkan
pajak, lapangan kerja dan perputaran uang kepada petani, pendeknya bisa
jadi pilar ekonomi andalan petani jika di kelola secara serius.
Untuk keluarga petani dan lingkungan sekitar tanaman Markisa ini
ditanam, buahnya yang kaya vitamin C akan dapat membantu keluarga
petani menjaga stamina jika di konsumsi sendiri, murah, enak, segar,
sehat ! apa lagi ..
Saya punya ide, seandainya setiap petani yang berminat di berikan
bibit Markisa ini dan kemudian mereka menanamnya sebagai tanaman di
halaman rumah untuk di konsumsi sendiri, tentu akan membantu menjaga
kesehatan keluarga, karena vitamin C dalam dosis yang cukup berguna
untuk pertahanan tubuh terhadap penyakit, selanjutnya jika petani telah
terbiasa dengan tanaman Markisa, mereka bisa menamamnya untuk tujuan
komersial, apalagi jika ada industri yang menunjang, dalam hal ini
membeli buah Markisa produksi petani.
Sebagai gambaran perusahaan Sirup yang besar di Medan maupun di
Makassar umumnya setiap hari mampu berproduksi 40 ton sari Markisa
untuk di ekspor ke Australia dan negara negara di Timur Tengah,
kemudian perusahaan yang lebih kecil yang beproduksi untuk kebutuhn
lokal saya sehari mampu menghasilkan 3 – 5 ton sari Markisa, jika
diasumsikan untuk memprosuksi 1 ton sari Markisa di perlukan 3 ton buah
Markisa segar, maka industri sirup besar setiap hari membutuhkan bahan
baku berupa buah Markisa segar sebanyak 120 ton dan perusahaan kecil
antara 9 – 15 ton buah Markisa segar, bukankah dengan demikian cukup
untuk menghidupi petani 1 Kabupaten ?
Sebagai gambaran, pada tahun 2002 saja terdapat 37 perusahaan
pengolahan markisa di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar dan memang di
sana Markisa sudah menjadi salah satu penopang ekonomi bagi petani,
bayangkan jika tanaman Markisa di budidayakan petani di Kalimantan
Barat dengan serius, apa efeknya terhadap perkembangan ekonomi Kalbar,
terutama pendapatan petaninya.
Untuk pengemar tanaman unik, Markisa bisa di tanam dan di manfaatkan
sebagai pergola, karena sifat tanamannya yang merambat dan tumbut
dengan sulur sukur yang panjang dan penuh daun, maka bisa saya di tanam
sebagai tanaman rambatan di pergola, yang berfungsi sebagai peneduh
sekaligus menghasilkan buah yang kaya vitamin C, enak dan menyegarkan.
Nah sambil menyeruput sirup Markisa segar hasil dari tanaman di
halaman rumah tidak terasa tulisan ini selesai dan menjadi tulisan yang
terpanjang di blogspot ini dan selesai dalam waktu yang relatif
singkat hanya 1 jam lebih 25 menit, satu lagi keajaiban Markisa bukan ?
Sumber : http://buahku.wordpress.com/category/buah/page/3/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar