Sabtu, 03 Maret 2012

buah markisa



Markisa ( Passiflora sp) sebenarnya bukan tanaman asli hasil budidaya di Indonesia, Markisa berasal dari daerah tropis dan subtropis di Amerika, namun namanya dan produk hasil tanaman ini sudah cukup lama di kenal di Indonesia, bahkan Internsional (Australia dan negara negara di Timur Tengah selama ini mengimpor sirup Markisa produk Medan Indonesia.
Saat ini hanya di Brastagi – Medan dan Sulawesi Selatan – Makassar, dan sebagian kecil di Garut Jawa Barat tanaman Markisa ini sukses di Budidayakan bahkan sudah berubah menjadi potensi ekonomi yang cukup menjanjikan bagi petani yang mengebunkannya.
Rekan rekan tentu banyak yang tahu dan bahkan pernah minum sirup Markisa baik yang disajikan dari buah yang segar atau yang sudah dikemas dalam bentuk sirup botolan, rasanya asam manis segar ! dengan aroma wangi Markisa yang khas.
Sirup Markisa yang segar beraroma khas Markisa, rasanya Asam manis, lebih nikmat jika di tambah dengan batu es, warna minumannya kuning jingga, jauh lebih enak dibandingkan dengan minuman air jeruk kecil / jeruk nipis, minuman dari buah Markisa ini menyegarkan dan juga berfungsi sebagai appetizer untuk meningkatkan napsu makan karena rasanya yang rasa asam, sama seperti anggur yang di minum orang Bule untuk sebelum makan untuk membangkitkan selera makan, rasnya juga asam, bedanya minuman Markisa lebih segar dan minus alkohol tentunya, anggap saja minuman penganti wine khas Indonesia.
Masih belum tahu rasa Sirup Markisa ? pergi saja ke supermarket manapun di Kota anda dan akan mudah di temukan sirup Markisa, salah satu produk sirup Markisa yang terkenal berlabel Sirup Markisa “Sarang Tawon” lihat bagian bawah labelnya, pasti ada tertera produksi Brastagi – Medan.
Ada dua jenis markisa yang di kenal sebagai tanaman yang memiliki nilai komersil di Indonesia khususnya di Brastagi, Medan Sumatera Barat dan juga Makassar Sulawesi Selatan, yaitu :
Markisa Ungu ( Passiflora edulis ) yang rasa buahnya asam dan digunakan sebagai bahan untuk industri sirup Markisa.
Markisa Kuning / Manis ( Passiflora edulis forma flavicarva ) yang buahnya di jual dalam bentuk buah segar karena daging buahnya yang manis dan enak dimakan langsung di kenal juga dengan sebutan konyal keduanya tumbuh di dataran tinggi yang kondisinya jelas berbeda dengan Pontianak – Kalimantan Barat
Umumnya tanaman Markisa di ketahui sulit untuk hidup di dataran rendah dan panas seperti di Pontianak Kalimantan Barat ini, mendengar Brastagi saja kita sudah tahu bagaimana kondisi alamnya, di mana kol, Wortel dan Markisa tumbuh baik, pastilah di daerah pegunungan yang udaranya sejuk dan tergolong dataran tinggi.

Nah belakangan ini saya sangat bersemangat karena menemukan keajaiban tentang Markisa, yaitu ternyata di Kota Pontianak Markisa Ungu ( Passiflora edulis ) bisa tumbuh dengan baik dan berbuah lebat, awalnya saya menemukan Markisa Ungu yang dapat tumbuh baik dan berbuah di halaman rumah seorang teman dekat yang sudah saya anggap sebagai Saudara saya, seorang pengacara cantik yang selalu menjadi teman diskusi dan banyak memberikan dorongan semangat untuk mencapai kemajuan karir politik saya, kemudian saya di hidangkan minuman yang terbuat dari buah markisa segar hasil panen dari halaman rumahnya, rasanya enak, lebih segar jika di bandingkan dengan sirup markisa produksi Medan yang di kemas di botol dan di jual di supermarket, setahu saya rasa sirup Markisa yang enak dan terbuat dari buah yang segar hanya bisa dinikmati di beberapa restoran di Jakarta dan harganya juga cukup mahal.
Saya kemudian minta satu buah Markisa yang matang di pohon untuk di bawa pulang, untuk di tunjukan pada anggota keluarga supaya ada pengetahuan tambahan bahwa ternyata Markisa yang sirupnya merupakan kegemaran saya ternyata bisa tumbuh di Pontianak, setelah di pamerkan dan diamati bersama seluruh anggota keluarga, kemudian biji Markisa ini saya semaikan, alhasil tumbuh dengan baik dan saya memiliki hampir 40 batang Bibit Markisa. Beberapa tanaman Markisa saya tanam di halaman samping rumah dan tumbuh dengan pesat dan kemudian berbuah dengan lebatnya, sehingga anggaran untuk membeli sirup Markisa hasil industri dari Medan sudah di tiadakan, sisa tanaman yang ada saya bagikan kepada beberapa teman dekat yang tertarik, ada yang di bawa ke Ambawang, Singkawang, sekitar Pontianak dan Sambas, semoga di tanam juga, tapi belakangan saya tahu banyak yang terlantar dan mati begitu saja, hanya yang di Ambawang yang saya tahu sudah mulai berbunga, mungkin mereka kurang yakin bahwa Markisa bisa berbuah di Pontianak, sehingga tidak di tanam dengan serius.
Markisa yang saya tanam ternyata menghasilkan dua jenis buah yang berpenampilan berbeda, ada pohon yang menghasilkan buah dengan corak warna kulit buah persis seperti Markisa dari Medan yang kita kenal yaitu unggu kehijauan, ada yang berwarna kuning tua dengan bercak bercak berwarna merah kecoklatan, umumnya buah terbesar berukuran telur bebek, namun ada pohon yang menghasilkan buah yang berukuran jumbo, beratnya mencapai 1 ons perbuahnya, warna kulit buahnya pun berubah dari corak asli buah Markisa umumnya yang berwarna kuning tua dengan bintik bintik merah hati menjadi hijau pupus kekuningan dan mulus tanpa bintik bintik. Aroma dan rasanya tetap sama seperti buah aslinya, namun isi perbuahnya lebih banyak, ini keajaiban kedua. Pertama bisa tumbuh dan berbuah di Pontianak, kedua ternyata buahnya jauh lebih besar dan berpenampilan berbeda dengan Markisa yang umumnya kita kenal.
Artinya Markisa bisa di budidayakan oleh petani di Kalimantan Barat dan hasil buahnya kelak justru lebih baik mutunya, dengan penampilan buahnya yang berukuran jumbo, warna kulit yang baru (hijau pupus kekuningan) dan rasa khas Markisa yang tetap sama.
Dari buah Markisa ini tersimpan sebuah potensi ekonomi dan potensi kesehatan bagi masyarakat Kalimantan Barat.
Tanaman Markisa bisa tumbuh dan terus berbuah beberapa tahun dan mulai berbuah pada saat berumur 10 bulan ke atas, berbuah sepanjang tahun dengan usia produktif yang panjang, dari setiap ruas / buku di sulurnya keluar bunga yang akan menjadi buah jika terjadi penyerbukan yang sempurna dan keseburan tanaman menunjang, tidak ada hama penyakit potensial yang menyerang tanaman Markisa, tidak perlu perawatan yang berlebihan, panen bisa setiap hari, hasilnya berpotensi untuk di serap oleh sektor industri makanan (pabrik sirup), struktur kulit buah memungkinapan penyimpanan sampai 1 minggu tanpa kerusakan / perubahan aroma dan rasa, kulit buah yang alot seperti plastik memungkinkan buah ini menempuh perjalanan distribusi yang jauh.
Menurut pandangan saya, Markisa bisa menjadi tanaman budidaya alternatif bagi petani dan secara ekonomis bisa memberikan pertambahan penghasilan atau bahkan menjadi alternatif penghasilan bagi petani dan kemudian jika di tanam secara massal maka akan menghidupkan sektor industri (ex. Sirup) yang tentunya kemudian akan juga menyumbangkan pajak, lapangan kerja dan perputaran uang kepada petani, pendeknya bisa jadi pilar ekonomi andalan petani jika di kelola secara serius.
Untuk keluarga petani dan lingkungan sekitar tanaman Markisa ini ditanam, buahnya yang kaya vitamin C akan dapat membantu keluarga petani menjaga stamina jika di konsumsi sendiri, murah, enak, segar, sehat ! apa lagi ..
Saya punya ide, seandainya setiap petani yang berminat di berikan bibit Markisa ini dan kemudian mereka menanamnya sebagai tanaman di halaman rumah untuk di konsumsi sendiri, tentu akan membantu menjaga kesehatan keluarga, karena vitamin C dalam dosis yang cukup berguna untuk pertahanan tubuh terhadap penyakit, selanjutnya jika petani telah terbiasa dengan tanaman Markisa, mereka bisa menamamnya untuk tujuan komersial, apalagi jika ada industri yang menunjang, dalam hal ini membeli buah Markisa produksi petani.
Sebagai gambaran perusahaan Sirup yang besar di Medan maupun di Makassar umumnya setiap hari mampu berproduksi 40 ton sari Markisa untuk di ekspor ke Australia dan negara negara di Timur Tengah, kemudian perusahaan yang lebih kecil yang beproduksi untuk kebutuhn lokal saya sehari mampu menghasilkan 3 – 5 ton sari Markisa, jika diasumsikan untuk memprosuksi 1 ton sari Markisa di perlukan 3 ton buah Markisa segar, maka industri sirup besar setiap hari membutuhkan bahan baku berupa buah Markisa segar sebanyak 120 ton dan perusahaan kecil antara 9 – 15 ton buah Markisa segar, bukankah dengan demikian cukup untuk menghidupi petani 1 Kabupaten ?
Sebagai gambaran, pada tahun 2002 saja terdapat 37 perusahaan pengolahan markisa di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar dan memang di sana Markisa sudah menjadi salah satu penopang ekonomi bagi petani, bayangkan jika tanaman Markisa di budidayakan petani di Kalimantan Barat dengan serius, apa efeknya terhadap perkembangan ekonomi Kalbar, terutama pendapatan petaninya.
Untuk pengemar tanaman unik, Markisa bisa di tanam dan di manfaatkan sebagai pergola, karena sifat tanamannya yang merambat dan tumbut dengan sulur sukur yang panjang dan penuh daun, maka bisa saya di tanam sebagai tanaman rambatan di pergola, yang berfungsi sebagai peneduh sekaligus menghasilkan buah yang kaya vitamin C, enak dan menyegarkan.
Nah sambil menyeruput sirup Markisa segar hasil dari tanaman di halaman rumah tidak terasa tulisan ini selesai dan menjadi tulisan yang terpanjang di blogspot ini dan selesai dalam waktu yang relatif singkat hanya 1 jam lebih 25 menit, satu lagi keajaiban Markisa bukan ?
Sumber :  http://buahku.wordpress.com/category/buah/page/3/

Tidak ada komentar: