Sabtu, 07 Januari 2012

Benarkah Kurang Tidur Bikin Gemuk?




Orang yang suka tidur larut malam biasanya bertubuh ceking dan lusuh, tapi bukan berarti kurang tidur bisa membuat kurus.

Kekurangan tidur dapat menyebabkan hari terasa makin panjang, menyebabkan metabolisme menjadi lambat, sehingga tubuh pun menggunakan lebih sedikit energi, demikian menurut sebuah penelitian di Eropa. Akibatnya, seperti dilaporkan dalam Jurnal Gizi Klinis Amerika, kurangnya tidur dapat menyebabkan peningkatan berat badan -- tidak hanya menaikkan rasa lapar tetapi juga mengurangi kecepatan ritme pembakaran kalori.



Penelitian tersebut menyarankan bahwa tidur yang banyak dapat mencegah naiknya berat badan, kata Christian Benedict dari Universitas Uppsala di Swedia, yang memimpin penelitian tersebut.

"Penemuan kami menunjukkan bahwa kekurangan tidur satu malam dapat secara akut mengurangi pengeluaran energi pada lelaki sehat. Hal ini mengisyaratkan bahwa tidur berkontribusi dalam mengatur pengeluaran energi manusia pada siang hari," tulisnya.

Penelitian sebelumnya mengaitkan kekurangan tidur dengan peningkatan berat badan dan membuktikan bahwa tidur yang terganggu bisa memengaruhi tingkat stres dan hormon yang berhubungan dengan rasa lapar selama orang tersebut tersadar.

Untuk membantu mengidentifikasi mekanisme yang tepat mengenai kenapa kekurangan tidur dapat menyebabkan pengaruh tersebut, Benedict dan beberapa koleganya menguji 4 mahasiswa universitas dalam serangkaian "pengondisian" tidur -- tidak tidur, tidur yang terbatas dan tidur normal -- dalam beberapa hari, kemudian diukur perubahan jumlah makanan yang dikonsumsi, gula darah, tingkat hormonal serta mengukur tingkat metabolismenya.

Para ilmuwan menemukan, hanya dengan ketinggalan tidur satu malam memperlambat metabolisme pada keesokan paginya, mengurangi pengeluaran energi untuk sejumlah pekerjaan seperti bernapas dan mencerna sebesar lima hingga 20 persen, dibanding pada orang dengan tidur yang cukup. Sekelompok lelaki muda itu juga memiliki tingkat gula darah yang tinggi, hormon pengatur rasa lapar seperti ghrelin, dan hormon stres seperti cortisol yang tinggi setelah tidur yang terganggu. Namun, kekurangan tidur tidak meningkatkan banyaknya makanan yang dikonsumsi oleh para lelaki itu.

Sejumlah penelitian telah mengawasi bahwa orang yang tidur lima jam atau kurang per hari menjadi lebih rentan terhadap naiknya berat badan dan rentan terhadap penyakit yang berhubungan dengan berat badan seperti diabetes tipe-2.

"Mereka menemukan bahwa kita menyesuaikan diri dari kekurangan tidur dan beberapa dari penyesuaian tersebut secara teoritis dapat menyebabkan obesitas," katanya. Ia menambahkan bahwa belum jelas bagaimana kekurangan tidur yang kronis dapat mempengaruhi tingkat hormon. National Sleep Foundation, yayasan yang meneliti tidur, menyarankan bahwa orang dewasa sebaiknya tidur sebanyak tujuh - sembilan jam tidur per malam.

Temuan tersebut ditanggapi Sanford Auerbach, kepala Pusat Gangguan Tidur di Pusat Medis Boston, bahwa kekurangan tidur merupakan permasalahan rumit, dengan obat-obatan serta beberapa hal yang mempengaruhi tidur.

Tidak ada komentar: